Kamis, 17 Januari 2008

The Media Diet for Kids

Selamatkan Anak Anda dari Bahaya Kecanduan TV, Ponsel, Game Komputer, Game Boy, Play Station dan Internet

Anak Anda selalu “lapar” layar kaca? …Bahaya fisik, sosial, dan mental terbukti telah menghampiri jutaan anak pecandu media …. Saatnya bertindak!

Begitu banyak manfaat media berlayar kaca (TV, komputer, ponsel, dll.) bagi anak kita. Mereka bisa memperoleh pendidikan, melatih kemandirian, dan menikmati hiburan darinya. Namun, seperti halnya makanan, manfaat benda ini bisa berubah menjadi bahaya ketika kita mengonsumsinya berlebihan atau tak sesuai dengan kebutuhan. Terlalu banyak mengonsumsi media bisa membuat anak Anda kegemukan, susah tidur, pemarah, dan hiperaktif. Dan, yang pasti menyengat Anda untuk segera mengambil tindakan adalah fakta bahwa kecanduan media mengakibatkan anak sulit memusatkan perhatian, sulit memersepsi bentuk, dan kurang peka pada peristiwa/hubungan nyata. Kemampuan berbicara, mendengar, menulis, dan membacanya pun cenderung berkembang lambat.

Tak diragukan lagi, terlalu memanjakan anak dengan media modern dapat merusak hidup mereka. Penelitian membuktikan bahwa menonton televisi lebih dari dua jam sehari dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Sejumlah riset menunjukkan bahwa anak yang kebanyakan menonton TV cenderung menjadi penindas, berprestasi akademis rendah, koordinasi anggota tubuhnya jelek, dan memiliki kesehatan kardiovaskular yang buruk pada usia 26 tahun.

Ditujukan bagi para orangtua anak usia 2 hingga 12 tahun, buku ini mem­ beberkan alasan dan cara membebaskan anak dari ketergantungan pada layar kaca. Fakta, tips, dan saran dari pakar, praktisi, orangtua, dan anak-anak sendiri menjadi­kan buku ini kian praktis memandu Anda menerapkan diet media pada anak:

Daftar pemandu untuk mengetahui apakah anak Anda Kecanduan Media
Enam aturan emas Diet Media
  • Tips "mematikan layar kaca"
  • Tips mengontrol dan mengawasi hal-hal yang ditampilkan layar kaca anak
  • Tips mengawasi konsumsi internet anak
  • Tips rencana menonton TV
  • Tips menyuguhi anak permainan berkualitas, beragam, dan tahan lama
  • Panduan memilih game
Kiat menciptakan waktu berkualitas yang jauh dari layar kaca
Aneka solusi bagi para orangtua serbasibuk, orangtua tunggal, dan ibu yang bekerja
Dan lain-lain.

WHO AM I AS A PARENT - Curhat Orangtua

Bagi kebanyakan orang, memiliki anak setelah menikah seolah terjadi begitu saja. Tiba-tiba kita mendapat sertifikat sebagai ayah atau ibu. Kita langsung mendapatkan job description: "mendidik dan membesarkan anak". Grogi ...? "Jelas." Ingin menjadi ibu berhasil atau ayah yang favorit, hero, dan, selalu dicintai anak-anak? "Tentu saja." Punya ilmu meng-handle dan memajukan "perusahaan" berisi pasangan dan anak-anak Anda? "Mmm..."

Buku ini mengajak kita untuk sedikit back-step, menarik napas, merenung, dan menengok ke belakang: Siapa sebenarnya diri kita yang sudah menjadi ayah dan ibu ini? Siapkah kita menjadi orangtua? Cukupkah bekal kita untuk memajukan perusahaan yang bernama keluarga? Bekal apa yang kita butuhkan selain materi?

Kumpulan curhat orangtua dalam buku ini niscaya mengasah empati Anda terhadap sesama orangtua. Anda pun dapat memetik aneka hikmah darinya. Di samping itu, refleksi, latihan, dan tips yang ditawarkan buku ini dapat mempermudah Anda membentuk sinergi kuat dan positif dengan anak Anda.

Pujian:

Semua orangtua pada awalnya selalu merasa tahu, mampu bagaimana menumbuhkan, mengarahkan dan mendidik anak mereka sendiri. Sampai pada suatu ketika seorang Tisna Chandra berkata lain. Kini, seorang anak tak lagi sekadar lembaran kosong yang memerlukan wejangan dan resep-resep orangtuanya. Mereka adalah produk zaman yang bisa jadi sebuah kitab yang patut disimak sampai kalimat yang terakhir ...
Putu Wijaya, budayawan
Setiap manusia unik dan tidak ada yang sama. Tanpa disadari, dari anak-anaklah banyak pelajaran mengenai kehidupan yang meng-ajarkan kita sebagai orangtua harus bijak, harus tahu, harus paham. Ibu Tisna menggambarkan bagaimana bentuk sinergi antara orangtua dan anak-anaknya. Orangtua hanyalah mediator dan fisilitator tanpa harus mencetak anak seperti apa yang mereka inginkan.
Soraya Haque

http://www.serambi.co.id/modules.php?name=Katalog&op=tampilbuku&bid=291